Rabu, 26 Januari 2011

KISAH KERJA KAPAL PART II


HALL by Kerja Kapal
Sambungan kisah kerja kapal oleh Eri Pare. bagian 2. Dunia kapal pesiar mempunyai norma dan aturan sendiri meski belum bisa dikatakan budaya sendiri. Bukan norma dan aturan Indonesia, Filipina, Inggris, Belanda, Kanada, ataupun Amerika. Tapi norma dan aturan kapal pesiar. Disana kami aman, tidak kena macet, tidak  diintimidasi ketika di jalan, tidak takut ditodong atau dicopet, tidak bayar makan, tidak bayar listrik meski soundsystem kami makan listriknya gede banget. Yang penting kami bekerja dan bekerja. Kami pun bisa selalu berpesta di koridor dan kabin kami, kalau kuat setiap malam.
 
Cukup sediakan beberapa boks bir, beberapa botol wine dan liquor plus musik yang menghentak, maka crew pria dan wanita akan berkumpul, selanjutnya terserah anda. Selama tidak ada yang complaint dan kapten membolehkannya. Mengacu ke ilmu sosiologi, saya mendefinisikannya sebagai crowd, yaitu sekelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama dan diatur oleh sebuah aturan sendiri dimana pemegang kekuasaan tertinggi ada di tangan kapten kapal. Saat pulang adalah merupakan kegembiraan kami, namun jauh dilubuk hati kami sebenarnya kebingungan. Kami punya dunia sendiri, dunia kapal pesiar bukan dunia darat!
 
Kini sekitar 6000 orang Indonesia tercatat sebagai crew perusahaan kapal pesiar Holland America Line. Ribuan orang Indonesia lainnya bekerja di perusahaan-perusahaan kapal pesiar lain seperti Star Cruise, Norwegiean Cruise Line, Royal Caribbean Cruise Line, Carnival Cruise Line, Costa Cruise Line, dan banyak liner lainnya. Mayoritas ada di bagian hotel dan sebagian kecilnya ada di bagian engine atau deck, yakni pelaut. Meski di paspor kami semua sama sebagai seaman, kami yang di bagian hotel lebih suka diberi predikat hotelier tanpa niat untuk merendahkan profesi pelaut. 
 
By Kerja Kapal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar